Perbedaan Samatha Bhāvanā dengan Vipassanā Bhāvanā

Daftar Isi
Perbedaan Samatha Bhāvanā dengan Vipassanā Bhāvanā
Ilustrasi: Buddhis Media

Perbedaan Samatha Bhāvanā dengan Vipassanā Bhāvanā

Buddhis Media. Meditasi atau bhāvanā berarti pengembangan dan pembersihan batin. Meditasi berarti pemusatan pikiran pada suatu objek. Meditasi yang benar atau sammā-samādhi adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat menghilangkan kekotoran batin saat pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik. Meditasi yang salah atau miccha samadhi adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat menimbulkan kekotoran batin saat pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang tidak baik.

Meditasi secara pemahaman dalam bahasa Pali disebut bhāvanā, yang berarti pengembangan. Secara terminologis, bhāvanā ialah pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihan. Kata bhāvanā berasal dari bentuk kata kerja “bhu” dan “bhavati”, yang berarti sebabnya dari ada, atau menjadi, penyebutan dalam keadaan dan perkembangan. Istilah lain yang memiliki arti dan corak pemakaian istilah yang sama adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu objek. Samadhi yang sebenarnya (sammā-samādhi) merupakan pemusatan pikiran pada objek yang dapat menghilangkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentukbentuk karma yang baik.

Dalam tradisi agama Buddha, kita mengenal dua hal tentang meditasi, yaitu samatha bhāvanā dan vipassanā bhāvanā, namun demikian, pengembangan kedua meditasi tersebut saat ini telah banyak dimodifikasi dalam berbagai jenis, baik kesehatan, penyembuhan, dan lain sebagainya.

Hal ini terjadi karena adanya kebutuhan akan kesadaran yang baik setiap individu. Dengan demikian, kita sebagai umat Buddha bijaksana serta tidak bisa mengakui bahwa meditasi yang terbaik adalah milik si A atau si B. Hal itu karena meditasi adalah membangun kesadaraan yang baik, damai, bahagia dan itu adalah hak setiap individu serta dicapai oleh individu yang bersangkutan.

Perbedaan Samatha Bhāvanā dengan Vipassanā Bhāvanā

Perbedaan Samatha Bhāvanā Vipassana Bhāvanā
Tujuan Untuk mencapai ketenangan batin melalui pencapaian jhāna, bersifat tidak kekal, bukan kesucian, akan menimbulkan kelahiran di alam brahma, jhāna akan menghasilkan abhiñña, ketenangan batin bukan tujuan terakhir meditasi, tetapi merupakan kondisi untuk menimbulkan pandangan terang. Untuk mencapai pandangan terang melalui penembusan tilakkhana selanjutnya menimbulkan kebijaksanaan dan kemudian pencapaian tingkat-tingkat kesucian. Pencapaian tingkat kesucian tertinggi (arahat) berarti mencapai pembebasan sempurna tidak lahir kembali/nibbāna.
Objek Menggunakan salah satu dari 40 mata pokok objek yang dipilih. Menggunakan objek 4 landasan kesadaran (vedanā, kayā, cita, dan Dharma)/ nāma dan rūpa.
Penghalang 5 Nivarana 10 palibodha 10 vipassanūpakkilesa
Pelaksanaan Pikiran dipaksakan untuk terpusat terus menerus pada satu objek yang dipilih dan tidak menanggapi segala sesuatu yang timbul. Kesadaran atau pikiran menyadari 4 landasan kesadaran (satipaţţhāna) secara bergantian mana yang lebih dominan dengan objek pokok naik turunnya perut (kāyānupassanā).
Dalam penerapan meditasi, terdapat dua macam pengembangan batin dalam agama Buddha, yaitu pengembangan ketenangan batin (samatha bhāvanā) dan pengembangan pandangan terang (vipassanā bhāvanā).

Sumber:
Kuntari, dan Kuswanto. 2021. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

IKUTI BERITA & ARTIKEL BUDDHIS LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Detik Dhamma
Detik Dhamma Berbagi dalam Dhamma

Posting Komentar