Widget HTML #1

Generasi Milenial yang Sesuai Dharma

[www.buddhismedia.blogspot.com] Generasi Milenial yang Sesuai Dharma
Ilustrasi: Buddhis Media

Generasi Milenial yang Sesuai Dharma

Penulis: Lening Wardani (@marrxyg)

Buddhis Media. Generasi Milenial Yang Sesuai Dharma. Saudara sedharma saat ini zaman semakin maju semuanya serba maju, dunia berubah begitu cepat secepat jaringan 4G. Di zaman kekinian saat ini menuntut kita untuk selalu tanggap dengan segala kemajuan dan update terkini dari segala informasi, gaya hidup teknologi dan ilmu pengetahuan. Tak terkecuali generasi muda saat ini yang sering di sebut dengan nama beken “Generasi Milenial.”

Generasi milenial, yang sering dikenal sebagai “digital natives”, telah tumbuh dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan mengakses internet selama lebih dari tujuh jam setiap hari. Kemampuan mereka untuk belajar, berkomunikasi, dan bekerja sangat dipengaruhi oleh hal ini. Seperti yang terlihat dari penggunaan layanan transportasi online, generasi ini lebih memprioritaskan akses daripada kepemilikan, memiliki tingkat loyalitas terhadap merek yang relatif rendah, dan lebih memilih transaksi non-tunai. Selain itu, generasi milenial sangat peduli terhadap lingkungan dan isu-isu sosial, dan mereka sering kali lebih mengutamakan berbagi pengalaman daripada mengumpulkan harta benda. Meskipun mereka menghadapi kesulitan keuangan yang disebabkan oleh resesi di seluruh dunia, mereka tetap optimis dan menginginkan jadwal kerja yang fleksibel. Karena kualitas-kualitas yang berbeda ini, generasi milenial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komunikasi, cita-cita sosial, dan pola konsumen dalam budaya kontemporer.

Lalu bagaimana sikap kita sebagai generasi muda Budhis khususnya sebagai siswa Buddha apakah kita harus ikut larut dalam arus perkembangan zaman saat ini?

Tentu saja kita harus ikut dalam Saudara sedharma. Mengikuti perkembangan zaman sangatlah penting! Mengapa? Karena inovasi dan teknologi tidak hanya meningkatkan kualitas hidup kita, tetapi juga menghadirkan banyak pilihan pekerjaan di dunia yang semakin kompetitif. Kita dapat memperoleh pengetahuan terbaru untuk membantu kita membuat keputusan yang lebih baik jika kita terus mendapatkan informasi. Selain itu, kita dapat terhubung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan menjadi lebih sadar akan isu-isu global. Oleh karena itu, mengikuti perkembangan zaman adalah keputusan yang bijaksana untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik daripada hanya mengikuti tren!

Bagaimana seharusnya kita menjalani hidup apakah kehidupan duniawi dan spiritual kita bagaikan dua kutub ekstrim yang tidak bisa disatukan ?

Kita sebagai siswa buddha tentu kita tidak akan larut begitu saja dalam gaya hidup kekinian yang bisa kapan saja menyeret kita pada ketidak tahuan sehingga kita menjadi lengah dan meninggalkan sadhana. Dengan pengetahuan dharma yang kita miliki kita harus mampu menjadikan dua kutub ekstrim ini menjadi jalan tengah yang terbaik. Kita harus memiliki pandangan yang luas dari kedua sisi sehingga kita tidak akaan terjebak pada salah satu kutub saja. Seperti Sabda sang buddha dalam Kitab Dhamapada : XIII. Loka Vaga. The Word. Dunia 171
“ Duhai anda sekalian, pandanglah dunia yang mirip kereta kerajaan penuh hiasan ini. Disinilah orang dungu terbenam tetapi orang berpengetahuan tidak terpikat.”

Kita sebagai Generasi Milenial yang berpengetahuan dapat menterjemahkan bahwa kemegahan dunia modern saat ini jangan sampai membawa kita sebagai Generasi Muda Budhis  menjadi bodoh, terjebak dan hanya mengejar like dan follower.

Kemegahan dunia modern ini tentu banyak dampak positifnya dan dampak negatifnya. Bisa mempererat persahabatan juga bisa menimbulkan perpecahan. Tentu disini semua sudah merasakan dampak negative juga positifnya yaa. Salah satu contoh dampak negatifnya adalah ketika sebuah komentar muncul tidak sesuai yang kita harapkan. Saat kita memposting sesuatu di social media tentu akan banyak komentar yang bermunculan. Dari komen positif juga negative. Terkadang komen negative inilah yang menyebabkan persahabatan atau suatu hubungan menjadi rusak.

Jadi saudara sedharma esensinya adalah marilah kita sebagai Milenial Budhis bisa menjalani hari-hari dan hidup sesuai Buddha Dharma. Pengetahuan kita dalam bidang teknologi dan informasi harus selalu diimbangi dengan praktek dharma dan sadhana. Sehingga kita benar-benar menjadi generasi milenial yang smart. Smart disini adalah kita bisa membedakan baik dan buruk, bisa menyaring segala situasi dan informasi menjadikan Buddha Dharma sebagai dasar dalam segala perbuatan kita.

Sebagai Generasi Milenial Budhis seharusnya kita tidak hanya fasih dalam memainkan jari-jari kita tetapi kita harus bisa mengolah kemajuan batin kita yaitu dengan tekun bersadhana. Sadhana merupakan cara yang paling ampuh untuk mengembangkan pikiran positif, ucapan positif dan pebuatan yang positif kita.

Saudara Sedharma khususnya bagi kalian semua Generasi milenial Budhis kita harus berkontribusi secara nyata dalam kemajuan Buddha Dharma dengan cara berperan secara aktif di vihara, sekolah minggu, organisasi budhis dan kegiatan-kegiatan agama pada umumnya. Marilah kita hidup dalam bermasyarakat sebagai pribadi yang humanis, smart dan agamis, sehingga kita bisa menjadi Generasi Milenial yang Hidup Sesuai Budha Dharma.

Referensi:
Dhamapada : XIII. Loka Vaga.

*Tulisan ini kiriman dari Sahabat Dhamma Lening Wardani tidak mewakili pandangan dari Buddhis Media.
Detik Dhamma
Detik Dhamma Berbagi dalam Dhamma

Posting Komentar untuk "Generasi Milenial yang Sesuai Dharma"