7 Falsafah Imlek dalam Tradisi Agama Buddha
Falsafah Imlek dalam Tradisi Agama Buddha
Buddhis Media. Falsafah Imlek dalam tradisi agama Buddha memiliki makna yang mendalam, terutama terkait dengan ajaran kebajikan, karma, dan harmoni dalam kehidupan. Meskipun Imlek (Tahun Baru Imlek) berakar dalam tradisi Tionghoa dan berkaitan erat dengan Konfusianisme serta Taoisme, banyak umat Buddha, terutama dalam tradisi Mahayana, turut merayakannya dengan nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Buddha.
Selamat Hari Raya ImlekSemoga hal-hal yang baik terjadi untuk semua individu, kelompok bangsa dan negara dimanapun anda berada, khususnya di Indonesia.
Ada 7 hal "yang terlihat" sering dilalui orang pada saat Hari Raya Imlek, yang merupakan kepercayaan, tradisi, ritual agama, mitos agar segala pengharapan terkabul, akan tetapi tersirat makna yang "tidak terlihat" adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan Rumah
Adapun makna Membersihkan rumah adalah manusia harus selalu introspeksi, hal-hal yang tidak baik dan dapat menghambat keberuntungan hidup harus dibersihkan dari batin.
2. Sembahyang Kepada Leluhur
Adapaun makna dari sembahyang kepada leluhur adalah manusia harus dapat membalas budi kepada orang yang telah berjasa kepadanya, seperti kepada orangtua, suami/istri, teman, karyawan yang mempunyai kontribusi kepadanya dan lain-lain.
3. Makan Bersama Sebelumnya Hari Raya Imlek
Adapun makan bersama sebelumnya hari raya imlek adalah manusia tidak dapat berpisah dengan kelompoknya, bersatu adalah teguh, bercerai adalah runtuh. Keluarga yang mampu harus membantu yang kurang mampu.
4. Sembahyang Imlek
Sembahyang imlek bertujuan untuk mendapatkan kepercayaan, manusia harus mempunyai perilaku yang baik dan pola berpikir untuk jangka panjang. Semua itu bila didasari oleh keyakinan beragama tentu akan membawa manfaat yang sangat besar.
5. Menyambut Hari Raya Imlek dengan Gembira
Menyambut hari raya imlek dengan gembira bermakna sebagai kondisi hidup yang tidak menyenangkan harus disikapi dengan gembira agar terasa ringan.
6. Ornamen Merah Lambang Kasih Sayang
Ornamen merah lambang kasih sayang artinya manusia boleh berbeda agama, kepercayaan, tradisi, suku, akan tetapi masalah yang dihadapi sama yaitu: kelahiran, usia tua, sakit, mati, keinginan tidak tercapai, berkumpul/bertemu dengan orang ataupun masalah yang tidak disukai, berpisah dengan yang dicintai, terikat oleh kebutuhan jasmani dan rohani, semuanya butuh kasih sayang.
6. Mengucapkan Selamat / Gong Xi
Mengucapkan selamat / gong xi bermakna sebagai hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya harus disikapi dengan tersenyum, tertawa mengharapkan orang lain beruntung, agar tercipta suasana yang menyenangkan dan banyak memperoleh kemudahan.
7. Membagikan Angpao
Membagikan angpao bermakna sebagai manusia harus saling peduli dan memiliki rasa empati.
Makna dari 7 falsafah Imlek tersebut harus diwujudkan dalam perbuatan nyata sehari-hari, sehingga mudah memperoleh keselamatan dan tercipta keluarga yang beruntung, lingkungan yang menyenangkan, negara yang aman sentosa.
Meskipun Imlek bukan bagian langsung dari ajaran Buddha, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat sejalan dengan falsafah Buddhisme, seperti karma, kebajikan, penghormatan kepada leluhur, keseimbangan hidup, dan praktik memberi. Oleh karena itu, banyak umat Buddha merayakan Imlek sebagai momen spiritual untuk introspeksi diri, memperbanyak kebajikan, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.
Y.M. Maha Bhiksu Dutavira Sthavira
Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia
Posting Komentar untuk "7 Falsafah Imlek dalam Tradisi Agama Buddha"
Posting Komentar