Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Bhaddekaratta Sutta

Daftar Isi
[www.buddhismedia.blogspot.com] Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Bhaddekaratta Sutta
Ilustrasi: Buddhis Media

Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Bhaddekaratta Sutta

Buddhis Media. Gelar yang diperoleh dalam perguruan tinggi sebagai sarjana tentunya sebuah hal yang sangat diimpikan bagi setiap mahasiswa. Hal-hal itulah yang membuat mahasiswa menjadi semangat belajar. Selama menempuh pendidikan tinggi berbagai usaha dipersiapkan dalam rangka mendukung terlaksananya pendidikan itu sendiri. Adapun hal-hal yang dipersiapkan mulai dari tekad yang kuat dalam momotivasi diri sendiri untuk lebih semangat dalam belajar, disamping persiapan dari segi materi.

Akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih rendah atau kurangnya motivasi mahasiswa dalam belajar. Banyak ditemukan fakta-fakta mulai dari hal-hal yang terkecil seperti; mahasiswa sering terlambat masuk kuliah, tidak masuk kuliah tanpa alasan yang jelas, malas mengerjakan tugas-tugas kuliah, tidak konsentrasi dalam proses perkuliahan, dan banyak mahasiswa yang ada di dalam kelas akan tetapi tidak memahami materi perkuliahan itu sendiri. Selain faktor-faktor dari dalam diri mahasiswa  ditemukan juga dosen yang jarang masuk, serta buku-buku penunjang yang kurang memadai sebagai sumber bacaan maupun materi mahasiswa.

Setiap mahasiswa pada dasarnya mempunyai dorongan atau penggerak untuk melakukan kegiatan belajar di perguruan tinggi. Dorongan untuk mencapai suatu tujuan belajar yang akan dicapainya. Dorongan atau penggerak itulah yang dikenal dengan motivasi. Salah satu pendapat dari ahli Suryabrata (1984:70) menyatakan “motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.”

Hubungan antara motivasi dengan belajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang terletak pada aspek psikologis mahasiswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Syah (1995:133) “Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan hasil belajar mahasiswa. Namun, yang lebih esensial diantaranya: kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat siswa dan motivasi mahasiswa”.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Secara umum motivasi itu terbagi menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi dikatakan intrinsik apabila hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi dikatakan ekstrinsik apabila mahasiswa menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya cita-cita atau aspirasi, kemampuan, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru membelajarkan siswa.

Motivasi dapat dikatakan sebagai memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar bagi mahasiswa. Hal yang sangat berpengaruh terhadap intensitas kegiatan belajar. Motivasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dengan belajar. Semakin tinggi tujuan belajar maka akan semakin besar pula motivasinya, dan semakin besar motivasi belajarnya akan semakin kuat pula kegiatan belajarnya.

Dalam khotbah Sang Buddha yang terdapat dalam Majjhima Nikaya, Uparipannasa Pali, Vibhanga Vagga, Bhaddekaratta Sutta terdapat poin-poin yang dapat diterapkan dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Bila dilihat dari arti kata Bhaddekaratta berarti seseorang yang memiliki satu kemelekatan yang menguntungkan sedangkan Sutta berarti khotbah Sang Buddha. Jadi Bhaddekaratta Sutta  merupakan khotbah Sang Buddha yang menguraikan tentang suatu kemelekatan yang menguntungkan, kemelekatan disini merupakan kemelekatan pada suatu tujuan yang baik yakni mengembangkan pandangan terang. Seorang bhikhu hendaknya memiliki suatu kemelekatan yang bertujuan baik dengan mengembangkan pandangan terang.

Dari uraian di tas dapat diambil suatu makna dan dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam proses perkuliahan setiap hari. Hendaknya mahasiswa memiliki kemelekatan dalam arti yang baik yaitu kemelekatan belajar hal yang lebih baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adpun poin-poin yang terdapat dalam Bhaddekaratta Sutta yang dapat diterapkan dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, sebagai berikut:

Tidak Berdiam di Masa Lampau yang Telah Pergi

Menjalani kehidupan meninggalkan keduniawian (bhikkhu) hendaknya tidak melekat dengan hal-hal yang telah berlalu. Berpikir memiliki jasmani (rupa), perasaan (vedāna), pencerapan (sañña) bentuk-bentuk pikiran (sankhāra), kesadaran (viññāna) demikian di masa lalu, dia membiarkan dirinya untuk menikmati hal itu, ataupun dia tidak membiarkan dirinya untuk menikmati hal itu. Hal tersebut tidaklah pantas untuk dikembangkan karena tidak membawa perkembangan dalam kemajuan batin.

Begitu pula sebagai mahasiswa seharusnya tidak berfikir lagi bahwa dirinya merupakan pelajar yang masih memiliki kesenangan-kesenangan, menghabiskan waktu untuk memikirkan kenangan-kenangan seperti halnya di masa sekolah menengah. Berfikir menghabiskann waktu untuk bermain-main dengan aktivitas yang kurang bermanfaat, menghabiskan waktu-waktu untuk memikirkan hal-hal yang telah berlalu.

Tidak Mencari-Cari Masa Mendatang yang Belum Dicapai

Menjalankan kehidupan sebagai bhikkhu hendaknya menghindari memiliki pmikiran akan memiliki  jasmani, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran, kesadaran, dan dia membiarkan dirinya untuk menikmati hal itu ataupun tidak membiarkan dirinya untuk menikmati hal itu. Hal tersebut tidaklah pantas untuk dikembangkan karena tidak membawa perkembangan dalam kemajuan batin.

Hal yang sering kali terjadi pada diri mahasiswa pun demikian ketika seorang mahasiswa dalam proses perkuliahan, mahasiswa sering dihadapkan pada keragu-raguan dan rasa cemas terhadap pekerjaan yang akan menerima lulusan tersebut. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar. Ketika lowongan pekerjaan begitu banyak tentunya mendorong motivasi belajar tinggi, begitu pula sebaliknya ketika mahasiswa berfikir lowongan kerja semakin sedikit akan menambah beban pemikiran tersendiri.

Memahami Dhamma Di Dalam Fenomena pang Pada Waktu ini Sedang Terjadi

Alih-alih dengan kebijaksanaan biarlah dia melihat setiap setiap keadaan yang muncul di masa kini. Biarlah dia mengetahui dan mayakini hal itu. Tak-terkalahkan, tak-tergoyahkan. Hari ini, usaha itu harus dilakukan; esok hari kematian mungkin datang siapa tahu? Tak ada tawar-menawar dengan kematian, yang dapat membuat kematian dan pasukannya menjauh, tetapi seseorang yang berdiam demikian dengan tekun, tanpa henti, sepanjang hari, sepanjang malam. Dialah, yang oleh orang suci yang penuh kedamaian dikatakan. “Orang yang memiliki suatu kemelekatan yang menguntungkan”.

Dari petikan khotbah Sang Buddha di atas dikatakan bahwa segala susuatu yang dilakukan saat ini hendaknya dilakukan dengan maksimal. Hal yang terjadi saat ini merupakan hal yang terbaik untuk dilakukan. Mengingat kehidupan sebagai seorang bhikkhu melatih meditasi merupakan hal yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Banyak khotbah-khotbah Sang Buddha yang menguraikan tentang samadhi. Salah satu khotbah Sang Buddha yang terdapat dalam Indriyabhavana Sutta. Dalam Indriyabhavana Sutta menjelaskan tentang meditasi mengamati landasan indera. Sang Buddha berkata kepada Y.M Ananda; Wahai Ananda lekaslah engkau bermeditasi untuk melatih konsentrasi.

Dari urain di atas dapat diambil suatu makna bahwa segala segala sesuatu hal yang harus dikerjakan saat ini hendaknya dikerjakan dengan semangat. Begitu pula sebagai mahasiswa bahwa proses kegiatan perkuliahan hendaknya dilaksanakan dengan semangat. Semangat yang dapat diwujudkan dengan belajar yang giat, mengerjakakan tugas tepat pada waktunya, dan tidak ada lagi membuang waktu dengan sia-sia. Bila hal tersebut dilaksanakan tepat pada waktunya tentunya tidak ada lagi mahasiswa yang merasa bahwa tugas kuliah merupakan suatu hal yang menjadi beban dalam kegiatan perkuliahan itu sendiri.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar bagi mahasiswa, mempengaruhi intensitas kegiatan belajar, dan motivasi dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dengan belajar. Semakin tinggi tujuan belajar maka akan semakin besar pula motivasinya, dan semakin besar motivasi belajarnya akan semakin kuat pula kegiatan belajarnya.

Dalam khotbah Sang Buddha yang terdapat dalam Bhaddekaratta Sutta hal yang yang dapat diterapkan dalam diri mahasiswa, hendaknya mahasiswa memiliki satu kemelekatan yang bertujuan yang baik yaitu kemelekatan pada belajar. Kemelekatan untuk memberikan motivasi dalam diri, dan melakukan hal-hal yang terbaik yang bisa dilakukan pada saat ini.

Referensi:
Nanamoli, dan Boddhi. Majjhima Nikaya. Terjemahan oleh Wena Cintiawati, dan Lanny Anggawati. 2006: Vihara Boddhivamsa Wisma Dhammaguna.
Suryabrata, Sumardi. 1984. Psikologi Pendidikani. Jakarta: Rajawali
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan terbaru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

IKUTI BERITA & ARTIKEL BUDDHIS LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Posting Komentar